Menu

Sabtu, 11 Juni 2016

Rumah Tua (Riddle)

Level : Medium
Story By : Raga Sukmana
          13 April 1950 telah terjadi tragedi yang mengenaskan di sebuah rumah tua tengah hutan. Dimana ada 10 korban, diantaranya 6 laki – laki berumur rata – rata 15 tahun dan 4 perempuan yang berumur rata – rata 14 tahun dengan kondisi yang mengenaskan dimana anggota tubuh masing – masing korban “tertukar” dengan jahitan diseluruh tubuh dan semua korban tidak memiliki bola mata & daun telinga. “Diduga bahwa ini adalah pembunuhan berencana dan berantai” ujar salah satu Interpol disana. Namun kasus tersebut memiliki sebuah bukti yaitu sebuah pisau berkarat dan baju lapis tukang daging yang memiliki bercak darah dimana – mana diduga pisau itu digunakan untuk membunuh dan mencongkel mata korban. 

         Hari selanjutnya kasus ini masih di urus oleh Interpol,
akhirnya seorang saksi mata mulai berbicara yaitu seorang pemetik daun teh di kebun dekat rumah tua itu, lalu ia dibawa ke kantor Interpol untuk diminta keterangan saksinya. Ia bersaksi bahwa ia melihat dengan jelas pembunuhan kejam itu lalu ia bercerita tentang kesaksiannya, jadi ada 10 pelajar yang sedang liburan dengan seorang guru pemandu, mereka pergi kedalam hutan di tengah malam dengan suasana berkabut dan memasuki rumah tua begitu didalam ia bersaksi bahwa ada 10 orang pelajar, 1 guru pemandu dan 2 orang  asing (mungkin teman guru tersebut) dan ia melanjutkan ceritanya setelah pelajar dan guru itu masuk kedalam rumah tua tersebut mereka langsung makan pembekalan mereka, selepas itu saksi pun diam dengan wajah yang penuh dengan keringat dan ketakutan saat Interpol memaksa untuk melanjutkan ceritanya, namun saksi tetap diam dan sekarang tatapannya pun kosong, lalu sontak ia langsung pingsan.
         Hari ke – 3 Interpol masih menyelidiki kasus yang runyam ini, akhirnya Interpol pun meminta bantuan kepada masyarakat sekitar untuk membantu menyelediki dan memberikan informasi yang mereka semua ketahui tentang rumah tua itu. Satu jam pun berlalu, salah satu masyarakat akhirnya menemukan sebuah bukti yaitu jejak kaki yang cukup besar untuk seukuran anak remaja lalu setelah ditelusuri jejak kaki tersebut menuju ke kebun teh belakang rumah tua tersebut, setelah berjalan mengikuti jejak kaki tersebut ditemukan mayat lagi, namun mayat tersebut tidak berbentuk dengan badan terburai, tangan yang patah dan penuh dengan bengkak membiru, kaki yang terlempar sejauh 5 meter dari badannya, serta kepala yang terikat diatas pohon beringin yang mempunyai tanda seperti cakaran hewan buas, dan lagi – lagi dengan kedua mata yang menghilang. Setelah Interpol menyelidiki dan mengotopsi mayat tersebut ditemukan bahwa mayat itu adalah mayat seseorang dengan umur lebih dari 25 tahun dan diduga itu adalah guru dari pelajar tersebut yang menjadi pemandu. Lalu salah satu masyarakat menyatakan pendapatnya, ia adalah tetua di kampung tersebut ia berkata bahwa hutan ini dulunya adalah hutan yang tak berpenghuni dan rumah tua yang berumur lebih dari 50 tahun ini dulunya adalah rumah bagi para satanis (pemuja setan), ia melanjutkan ceritanya bahwa setiap tanggal 13 selalu ada acara pemujaan dimana setiap pemujaan tersebut selalu melakukan tumbal, tumbalnya adalah 10 orang remaja dan 1 orang dewasa dengan memisahkan anggota tubuhnya dan mencongkel mata setiap tumbalnya untuk dijadikan soup agar mendapatkan kekuatan yang abadi. Lalu Interpol itu terkejut, lalu berkata “bahwa bagaimana pun cerita itu sudah sangat lama dan hampir menjadi sebuah mitos, mana mungkin ada kelompok satanis di jaman sekarang” ujarnya.
          Hari ke – 4  kasus ini pun ditutup oleh Interpol dengan laporan bahwa yang membunuh semua korbannya adalah sekelompok serigala dan tidak ada laporan di kasus tersebut bahwa semua korbannya dibunuh oleh seorang/kelompok penjahat maupun seorang penganut satanis.



Jadi siapakah pembunuhnya.....?

Tidak ada komentar: