Menu

Sabtu, 18 Juni 2016

Cerita Horor dan Riddle Part 1

Rumah

Story by Raga Sukmana

Aku adalah seorang yang tidak kenal takut dan sangat penasaran apalagi seputar hantu aku pasti orang nomor satu yang sangat tertarik dengan ceritanya. Pernah suatu hari aku mendengar sebuah cerita tentang rumah angker di pinggir kota mati dari sahabat ku ia bercerita bahwa rumah itu dulunya ada sebuah keluarga yang dibunuh secara keji oleh sekelompok perampok. Setelah ia bercerita semua tentang rumah itu akhirnya aku sangat tertarik dan mengajak ia untuk pergi ke rumah itu pada saat tengah malam, karena menurut ku kalau hanya di ceritakan itu tidak mengasikkan tetapi jika bisa di buktikan kebenarannya baru itu sangat mengasikkan.

Pada saat tengah malam aku dan 3 teman ku pergi ke rumah angker itu dengan membawa senter,sarung dan topi hangat karena pada saat tengah malam udaranya sangat dingin menusuk tulang. Menurut cerita bahwa rumah ini berhantu dan hantunya ini merupakan anak dari keluarga itu dengan ciri – ciri hantunya penuh luka bakar, ada hantu yang tidak mempunyai bola mata, ada hantu yang mulutnya terbakar bahkan sampai hancur dan ada yang hantunya tidak mempunyai kaki karena kakinya hangus dan hancur. Akhirnya kami berempat pun pergi kesana membuka gerbang rumahnya yang penuh dengan tanaman liat yang sudah menjalar terdengar suara – suara burung gagak dan sebuah benda yang terjatuh lalu pecah, saat itu mereka semua ketakutan bahkan ada yang menangis namun aku hanya tertawa saja sampai salah satu teman ku berbisik sebaiknya kita pulang saja, aku menolaknya dan melanjutkan penelusurannya. Saat masuk kedalam rumah angker itu memang suasananya sangat mengerikan dan membuat ku sedikit merinding sampai ke ruang tamu hujan pun turun suara petir menyambar seolah – olah sangat dekat dengan kami tetapi itu tidak membuat ku goyah, namun masih saja ada teman ku yang menangis dan kami masih melusurinya sampai kami mendengar suara yang samar – samar “apakah kau melihat dimana mataku” kami terdiam semua dan mendengar masih saja teman kami yang menangis lalu aku membalikkan badan dan ternyata aku hanya seorang diri di rumah angker itu.
         
END

Tidak ada komentar: